Sabtu, 15 Oktober 2011

NILAI AKHIR

Faktor Penentu Nilai Akhir
Terkadang orang tua dan guru hanya melihat nilai akhir di raport sebagai standar penilaian terhadap keberhasilan belajar anak didik. Hal ini tentu tidak adil bagi anak, karena banyak faktor yang mempengaruhi perolehan nilai akhir tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah:
· Lingkungan
Apakah ayah dan ibu menyisihkan waktu untuk menemani anak belajar di rumah? Apakah tersedia jumlah guru yang mencukupi sehingga mampu memberikan perhatian kepada setiap murid? Apakah teman sebaya anak suka mengajak belajar bersama atau justru mengajak bermain hingga lupa waktu?
· Kondisi Psikis
Apakah ketika tes pengambilan nilai berlangsung kondisi anak sedang dalam keadaan tenang atau sedang sakit, sedih, marah, lelah atau ketakutan sehingga tidak bisa mengerjakan soal dengan maksimal?
· Fasilitas Pendukung
Apakah ada buku ensiklopedi dan alat peraga untuk praktek sehingga mempermudah anak memahami pelajaran? Atau anak hanya memiliki buku paket saja?
· Perbedaan Cara Belajar
Banyak guru yang mengajar hanya dengan cara belajar auditorial yang mengandalkan pendengaran. Ini sangat menyulitkan anak yang belajar dengan cara visual (penglihatan) serta kinestetis (gerakan).
· Perbedaan Jenis Kecerdasan Yang Dominan
Ada 8 jenis kecerdasan otak, yang umumnya tiap anak memiliki beberapa jenis yang lebih dominan, dan ini akan tercermin dalam cara belajarnya. Jika guru tak mampu mengakomodir semua jenis kecerdasan yang ada, anak menjadi sulit menerima materi pembelajaran.
Jadi, mulai sekarang, marilah kita belajar untuk menghargai hasil belajar anak apa adanya dengan memperhatikan kemampuan dan keunikan masing-masing anak.

IBRAH

Pengaruh Ucapan Orang Tua Bagi Anak

Jodi Foster pernah menerima Piala Oscar sebagai aktris terbaik dalam salah satu film layar lebar. Saat penyerahan piala tersebut, dari atas panggung dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya hingga meraih penghargaan ini.Yang menarik, ucapan terima kasihnya yang pertama ditujukan kepada ibunya.
Kira-kira ucapannya seperti ini, “Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu saya. Sewaktu saya masih kecil, Ibu selalu mengatakan bahwa semua lukisan tangan saya itu setara dengan karya Picasso. Pada saat saya sedang dalam keadaan sulit, ia  selalu bilang: Jodi, kamu pasti bisa mengatasinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan, kata-kata inilah yang selalu terngiang di benak saya hingga akhirnya saya yakin dan mampu untuk menjadi seorang seniman sehebat Picasso.”
Demikian cerita yang dikutip Ayah Edy dalam membuka topik pentingnya kalimat yang diucapkan orangtua bagi anak. Ternyata, dulu Jodi Foster sangat gemar melukis. Dan, sering kali mengganggu ibunya hanya untuk memperlihatkan hasil lukisan-lukisannya yang pada saat itu semuanya masih tampak seperti benang kusut.
Para orangtua dan guru yang saya cintai, tetapi apa yang terjadi jika seandainya yang diucapkan oleh ibunya adalah seperti ini:  “Jodi jangan pernah ganggu pekerjaan ibu lagi dengan lukisan-lukisan burukmu itu ya… Sudahlah Jodi, kamu tidak akan pernah mampu untuk menjadi seniman. Cepat sana segera selesaikan PR-mu, sebelum ibu berubah pikiran…!”
Kalimat-kalimat negatif seperti ini akan meninggalkan kesan dan luka yang mendalam bagi diri seorang anak. Bisa jadi, kalimat tersebut akan tertanam di dalam benaknya sepanjang hidupnya. Dalam beberapa kasus ditemui, pengaruh kata-kata di duga lebih menghancurkan hidup seorang anak daripada kekerasan yang menyangkut fisik.
Kata-kata yang kita ucapkan kepada anak membawa pengaruh besar bagi hidupnya karena setiap kata atau kalimat yang diucapkan sekaligus membawa pesan tersirat tentang dirinya, baik berhubungan dengan kemampuan ataupun ketidakmampuannya. Begitu si anak menyimpan pesan itu dalam batinnya, pesan itu lama-lama menjadi suatu keyakinan dan pembenaran atas setiap kegagalan yang dialaminya. Bahkan, sering kali kata negatif yang telah terserap dalam alam bawah sadarnya tetap bekerja, meskipun ia tidak menyadarinya.
Bayangkan, pada saat dilakukan penelitian terhadap kekuatan kalimat positif, Douglas Bloch mewawancara dua kelompok, yakni orang-orang yang sukses dan orang-orang yang tinggal di penjara. Ternyata ada perbedaan besar sekali mengenai kata-kata yang dulu sering didengar dari orangtua mereka.
Inilah kata-kata yang dulu sering didengar oleh sebagian besar kelompok orang yang dipenjara: “Kamu memang anak sialan, lihat saja nanti kelak hidupmu akan berakhir di penjara!”
Sementara itu, inilah kata-kata yang dulu sering didengar oleh kelompok orang-orang yang sukses. Mereka selalu diberikan duaa jenis kalimat positif, yaitu kalimat penghargaan dan penguatan.
Kalimat Penghargaan
- “Lihat… betapa bagusnya kamu melakukan itu….”
- “Terimakasih, kamu telah menepati janji….”
- “Papa sungguh berterimakasih, kamu telah mau berusaha….”
Kalimat Penguatan
- “Mama yakin, kamu akan mampu mengatasinya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan!”
- “Mama yakin, kamu sesungguhnya anak baik, hanya mungkin kali ini kamu sedang terpengaruh oleh teman-temanmu yang tidak baik. Apakah kamu mau bila mama membantumu untuk bisa menjadi baik seperti dulu lagi?”
Sebagaimana dijelaskan di dalam bukunya, “Mendidik Anak Zaman Sekarang Ternyata Mudah Lho…” sungguh betapa dahsyatnya efek dari kalimat-kalimat negatif bagi masa depan seorang anak!
Namun, berita baiknya adalah ternyata pengaruh kalimat-kalimat negatif tersebut masih bisa dihapuskan melalu kalimat-kalimat positif. Terlebih lagi yang mengucapkannya adalah orangtua atau gurunya sendiri. Jadi, segeralah ganti kalimat-kalimat kita yang selama ini bernuansa negatif dengan kalimat positif.
Berikut adalah beberapa contoh kalimat negatif yang mungkin dulu sering kita dengar dari para guru dan orangtua.
“Aduh… Kamu susah amat ya diajarinya…?”
Coba kita ganti dengan:
“Ibu Guru yakin, kamu sebenarnya mampu mengerjakannya. Kamu hanya perlu waktu saja. Ayo kita coba sekali lagi ya…!”
Ingat, kalimat mana yang kita pilih, tulah yang akan menjadi kenyataan pada masa depan anak-anak tercinta! Demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik, mulai hari ini juga, mari kita biasakan untuk selalu mengucapkan kalimat-kalimat positif pada mereka setiap hari. (Diambil dari pendidikan anak Islam)

KISAH

Cerita anak: Kisah raja dan kura-kura

kuraDi Benares, India, hidup seorang raja yang sangat gemar berbicara. Apabila ia sudah mulai membuka mulutnya, tak seorang pun diberi kesempatan menyela pembicaraannya. Hal ini sangat mengganggu menterinya. Sang menteri pun selalu memikirkan cara terbaik menghilangkan kebiasaan buruk rajanya itu.Pada suatu hari raja dan menterinya pergi berjalan-jalan di halaman istana. Tiba-tiba mereka melihat seekor kura-kura tergeletak di lantai. Tempurungnya terbelah menjadi dua. “Sungguh ajaib!” kata Sang Raja dengan heran. “Bagaimana hal ini dapat terjadi?” Lalu Raja mulai dengan dugaan-dugaannya. Dia terusmenerus membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan kura-kura itu.
Sang Menteri hanya mengangguk-anggukkan kepala menunggu kesempatan berbicara. Kemudian dia merasa menemukan cara terbaik untuk menghilangkan kebiasaan buruk Sang Raja. Ketika Sang Raja menarik napas untuk berbicara lagi, Sang Menteri segera menukas dan berkata, “Paduka, saya tahu kejadian sebenarnya yang dialami kura-kura naas ini!” “Benarkah? Bila begitu, lekas katakan,” kata Raja penuh rasa ingin tahu. Dengan penuh keseriusan Sang Raja mendengarkan cerita menterinya. Sang Menteri pun mulai bercerita. Kura-kura itu awalnya tinggal di sebuah danau di dekat pegunungan Himalaya.
Bagaimana kalau misalnya kita sehari berada dikediaman rasul?
Di sana terdapat juga dua ekor angsa yang selalu mencari makan di danau tersebut. Mereka pun akhirnya bersahabat. Pada suatu hari dua ekor angsa itu menemui kura-kura yang sedang berjemur di tepi danau. “Kura-kura, kami akan segera kembali ke tempat asal kami yang terletak di gua emas di kaki Gunung Tschittakura. Daerah tempat tinggal kami adalah daerah terindah di dunia. Tidakkah engkau ingin ikut kami ke sana?” tanya Sang Angsa. “Dengan senang hati aku akan turut denganmu,” sahut kura-kura riang. “Tetapi, sayangnya aku tak dapat terbang seperti kalian,” lanjutnya dengan wajah mendadak sedih. “Kami akan membantumu agar dapat turut bersama kami ke sana.
Tapi selama dalam perjalanan kamu jangan berbicara karena akan membahayakan dirimu,” kata angsa. “Aku akan selalu mengingat laranganmu. Bawalah aku ke tempat kalian yang indah itu,” janji kura-kura. Lalu kedua angsa tersebut meminta kura-kura agar menggigit sepotong bambu. Kemudian kedua angsa tersebut menggigit ujung-ujung bambu dan mereka pun terbang ke angkasa. Ketika kedua angsa itu sudah terbang tinggi, beberapa orang di Benares melihat pemandangan unik tersebut.
Mereka pun tertawa terbahak-bahak sambil berteriak. “Coba, lihat! Sungguh lucu. Ada dua ekor angsa membawa kura-kura dengan sepotong bambu.” Kura-kura yang suka sekali bicara merasa tersinggung ditertawakan. Dia pun lupa pada larangan kedua sahabatnya. Dengan penuh kemarahan dia berkata, “Apa anehnya? Apakah manusia itu sedemikian bodohnya sehingga merasa aneh melihat hal seperti ini?” Ketika kura-kura membuka mulutnya untuk berbicara, dua ekor angsa itu sedang terbang di istana.
Kura-kura pun terlepas dari bilah bambu yang digigitnya. Dia terjatuh tepat di sini dan tempurungnya terbelah dua. “Kalau saja kura-kura itu tidak suka berbicara berlebih-lebihan, tentu sekarang dia telah tiba di tempat sahabatnya,” kata Sang Menteri mengakhiri ceritanya sambil memandang Sang Raja. Pada saat bersamaan Raja pun memandang menterinya. “Sebuah cerita yang menarik,” sahut Sang Raja sambil tersenyum. Dia menyadari kemana arah pembicaraan menterinya. Sejak saat itu, Sang Raja mulai menghemat kata-katanya. Dia tidak lagi banyak bicara. Tentu saja Sang Menteri amat senang melihat kenyataan itu.  (sumber:alkisah.ateonsoft.com)

PROGRAM


PROGRAM KESISWAAN TAHUN 2011/2012
I.                     KESISWAAN
1.       Sosialisasi ke RA/BA
2.       Mengadakan lomba kebersihan dan keindahan antar kelas
3.       Mengadakan MIN Fair (mengadakan berbagai lomba)
4.       Field Trip bagi siswa kelas 5
5.       Out Bond bagi siswa kelas 6
6.       PPDB ( pembuatan brosur, penyebaran brosur,pembuatan MMT,pelaksanaan)
7.       Mixing kelas dari kelas 3 sampe kelas 6
8.       MOS 3 hari pertama masuk tahun pelajaran 2011/2012
9.       Mengadakan pawai ramadhan
10.   Mengadakan jalan sehat bagi semua siswa dari kls 1~6 dan seluruh guru dan karyawan setiap jum'at ke-4 pada setiap bulan
11.   Mengadakan senam sehat setiap jum'at ke 1,2 dan 3
12.   Mengadakan kerja bakti masal setiap jum'at ke 1
13.   Mengadakan seleksi siswa berbakat dari  tiap kelas
14.   Mengadakan jadwal guru berjabat tangan terhadap siswa
15.   Mengadakan pembinaan lomba olimpiade MIPA
16.   Mengadakan pembinaan berbagai macam lomba
17.   Mengadakan pelatihan jurnalistik bagi siswa
18.   Membuat jadwal mading bagi tiap kelas
19.   Ektra kurikuler pramuka, Tapak suci, menggambar, drum band
20.   Lomba mading antar kelas